Pada praktikum
pengolahan citra digital seminggu yang lalu, diajarkan klasifikasi tema citra
yang terbagi kedalam dua teknik yaitu teknik supervised classification dan
teknik unsupervised classification. Klasifikasi supervised dan unsupervised
biasanya digunakan untuk mengklasifikasi keseluruhan suatu dataset menjadi
kelas-kelas. Kelas-kelas dapat mengidentifikasi area hutan, perkebunan,
mineral, urban.
Teknik klasifikasi supervised
dapat diartikan sebagai teknik klasifikasi yang diawasi. Menurut Projo
Danoedoro (1996) klasifikasi supervised ini melibatkan interaksi analis secara
intensif, dimana analis menuntun proses klasifikasi dengan identifikasi objek
pada citra (training area). Sehingga pengambilan sampel perlu dilakukan dengan
mempertimbangkan pola spektral pada setiap panjang gelombang tertentu, sehingga
diperoleh daerah acuan yang baik untuk mewakili suatu objek tertentu.
(Klasifikasi citra
by authori Arfie; http://sekerasbatu.blogspot.com/2009/08/klasifikasi-citra.html)
Sedangkan Klasifikasi unsupervised yang berarti klasifikasi tak terawasi merupakan
pengklasifikasian hasil akhirnya (pengelompokkan pixel-pixel dengan
karakteristik umum) didasarkan pada analisis perangkat lunak (software analysis) suatu
citra tanpa pengguna menyediakan contoh-contoh kelas-kelas terlebih dahulu.
(Difference Unsupervised and Supervised Image Clustering by Murinto Kusno http://blog.uad.ac.id/murintokusno/2009/01/19/difference-unsupervised-dan-supervised-image-clustering/)
Yang akan
dijelaskan dibawah ini adalah proses klasifikasi citra menggunakan software
arcGIS 9.3.
1. Pertama, add data berupa band pada citra yang dimiliki. Lalu kompositkan
semua band yang dimiliki dengan menggunakan salah satu fungsi dari ArcTool >
Data Management Tools > Raster > Raster Processing > Composite Band.
Maka akan muncul display dari fungsi Composite Band Seperti pada gambar dibawah
ini.
1. 2. Masukkan seluruh band kepada input raster, dan tempatkan outpunya daalm
bentuk .tif pada suatu folder. Maka komposit band akan muncul pada layer. Atur komposit
band pada layer menjadi band 3,2,1 untuk menampilkan warna asli dari citra. Pengaturan
komposit band dilakukan dengan cara klik kanan pada layer landsat >
properties > Simbology.
1. 3. Dalam klasifikasi unsupervised fungsi ArcTool pertama yang dibutuhkan
adalah fungsi Iso Cluster yang terdapat pada Spatial Analyst Tool >
Multivariate > Iso Cluster. Maka akan muncul display dari Iso Cluster
.
4. Masukan landsat hasil komposit band sebelumnya dalam input raster dan
tempatkan outputnya pada suatu folder. Lalu tentukan jumlah klasifikasinya pada
kolom number of class.
1. 5. Setelah proses ini selesai, maka proses kedua yang perlu dilakukan
adalah dengan menggunakan fungsi Maximum Likelihood Classification. Lokasi fungsi ini sama dengan lokasi fungsi
Iso Cluster pada ArcTool.
1. 6. Pada display Maximum Likelihood Classification masukkan data
landsat.tif pada kolom input raster bands. Lalu masukkan data .gsg hasil
analisis pada fungsi Iso Cluster sebelumnya. Masukkan data .gsg ini pada kolom
input signature file. Terakhir tempatkan outpu pada suatu folder.
1. 7. Maka hasil dari klasifikasi ini adalah pengelompokkan informasi citra
dengan warna tertentu yang selanjutnya perlu dianalisis lebih lanjut untuk
mengetahui secara pasti setiap kelas yang telah ditentukan. Angka yang terdapat
pada setiap warna kelas dapat dirubah sesuai dengan informasi yang terdapat
dalam citra apabila kita sudah memastikannya.
2.
Assalamualaikum teh, boleh minta contactnya? Saya mau tanya tanya soal tugas pcd. Terimakasih
BalasHapusoke
BalasHapusKa boleh minta kontaknya? Buat tugas
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusapasih arti "training area" ini kak. Kadang ada juga di paper image processing nyebutin kata "train", terus bingung gitu maksudnya apa. Bisa tolong dijelasin gak kak?
BalasHapus